Gus Dur Ajak Bela Holocaust . dan Ferry Nur/KISPA : Kecam Kehadiran Delegasi Israel dalam Konfeensi "Holocaust" di Jimbaran Bali
Dalam sebuah konfrensi bertema Holocaust di Bali, Selasa, 12 Juni 2007 kemarin, mantan Presiden RI, Abdurahman Wahid mengajak membela holocaust. Ada apa? Holocaust, yang selalu diklaim sebagai pembantaian jutaan orang Yahudi Eropa dan Afrika Utara pada masa Perang Dunia II kembali diangkat. Baru-baru lalu, Iran membuka konferensi kontroversial, yang menghadirkan sejumlah tokoh terkemuka, termasuk pembantah bahwa peristiwa itu ada. Salah satu pesertanya yang ikut membantah adalah Profesor Robert Faurisson dari Prancis. Faurisson, membantah keberadaan kamar gas. Bahkan untuk itu, ia dijatuhi hukuman tiga bulan penjara. Selain Faurisson, pembantah lain kasus Holocaust itu adalah Fredrick Toeben, tokoh "revisionis" Australia. Bahkan untuk ini, Toeben menjalani hukuman di penjara Jerman selama beberapa tahun karena dianggap menyulut kebencian rasial. Pambantah peristiwa Holocaust memang bukan hanya Faurisson atau Fredrick Toeben. Seorang penulis AS, Kaminsky juga pernah menyatakan, tidak ada bukti kongkret soal Holocaust pada perang dunia II. Karminsky menuding pemerintah AS telah bersekongkol dengan Israel dalam aksi penculikan para cendekiawan yang menentang kebenaran peristiwa Holocaust. Bahkan menurut Karminsky, Holocaust hanya sebagai alat Yahudi guna menekan negara-negara Barat agar dapat meminta ganti rugi. Dikabarkan, pada dekade 1960-an, dari Jerman saja, Zionis sudah mengeruk uang ganti rugi sebesar 11 milyar dollar. Padahal, dewasa ini banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa klain 6 juta Yahudi terbunuh oleh Nazi adalah bohong belaka.Tak sekedar itu, para ahli sejarah AS bahkan sering ditekan Israel agar menulis artikel soal pembantaian orang-orang Yahudi oleh Nazi. Dan bagi siapapun yang menentang hal tersebut akan dijebloskan dalam penjara.Di tengah keraguan tokoh-tokoh Yahudi, para peneliti Barat dan Eropa, tiba-tiba mantan Presiden RI, Abdurahman Wahid membela Holocaust. Bersama pemimpin spiritual Hindu, Sri Sri Ravi Shankar, dan Direktur the Pardes Institute of Jewish studies, Rabbi Daniel Lande, Gus Dur duduk serta dalam sebuah konferensi toleransi agama di Bali, Selasa, 12 Juni, 2007 kemarin. ”...kita harus bikin pernyataan membela Holocaust, ” demikian kutip Gus Dur.
Di bawah ini adalah petikan wawancaranya yang dikutip di Radio Nederland Wereldomroep [RNW] dalam situsnya yang telah diedit oleh redaksi hidayatullah.com.Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Sebenarnya apa inti konferensi ini?
Gus Dur [GD]: "Ya, seminar hubungan antar agama. Jadi kita selesai seminar, tadi pagi, saya bilang kepada salah seorang penyelenggara seminar, Colin Tail, orang Amerika, bahwa kita harus bikin pernyataan membela Holocaust.Hubungan saya baik dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, tapi itu tidak berarti bahwa kita selamanya harus sepandangan. Pandangan tentang itu jauh berbeda dengan dia. Saya membela dia satu soal, berbeda dari dia soal lain. Itulah kenyataannya.
RNW: Maksudnya apa membela holocaust? Ini bagaimana Gus Dur?
GD: Lho iya, bahwa Holocaust itu ada. Kan Ahmadinejad mengatakan tidak
RNW: Kalau dia mengatakan tidak kan ada alasannya yaitu anti Israel?
GD: Iya, tapi nyatanya, buktinya yang ada adalah Holocaust itu ada. Saya pernah ke musium holocaust di Tel Aviv, lihat ratusan ribu sepatu. Itu kan menunjukkan bahwa dulu sepatu itu kan dipakai orang.
RNW: Tapi apa perlunya Gus Dur mengadakan seminar semacam itu?
GD: Seminarnya tentang masalah lain, hubungan antar agama. Itu kan tambahan aja sebetulnya.
RNW: Kalau begitu apa perlunya membubuhkan tambahan semacam itu Gus Dur?
GD: Ya, untuk membela kebenaran.
RNW: Tapi pihak lain bisa mengatakan itu provokasi?
GD: Ya biar aja. Masa kita mau berbuat, mikir soal orang lain melulu.
RNW: Ini juga baru pertama kali kalau tidak salah, ada begitu banyak rabi Yahudi yang datang ke Indonesia?
GD: Lha iya, kenapa Indonesia, kita hubungan dengan RRc dan Uni Soviet, yang ada atheismenya. Masak dengan Israel enggak boleh yang percaya Tuhan?
RNW: Bukan enggak bolehnya, tapi Israel itu kan menduduki wilayah Palestina. Kita kan solider dengan Palestina Gus Dur?
GD: Ah, anda percaya pada propaganda orang Palestina.
RNW: Kalau pendudukan wilayah Palestina itu kan bukan propaganda, itu kan kenyataan Gus Dur?
GD: Pendudukan Israel itu di mana ada pendudukan? Saya tanya. Ramallah dan lainnya tetap mereka di situ. Daerah-daerah suci tetap. Saya mau tanya pendudukan yang mana. Anda aja yang percaya, sendirian itu. Diomongin bohong-bohong kok mau aja."
RNW: Eropa aja solider dengan Palestina Gus Dur?
GD: Iya, kalau bisa solider. Kadang-kadang enggak bisa juga disolideri. Saya enggak bisa punya solideritas dengan orang Palestina, sebab ngotot dia.[rnw/hidayatullah.com]
Ferry Nur : Kecam Kehadiran Delegasi Israel dalam Konfeensi "Holocaust" di Jimbaran BaliRabu sore, 13/7/07, Ferry Nur, Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) mengirimkan pernyataan sikapnya via SMS kepada beberapa media dan tokoh umat tentang kedatangan tokoh dari Israel, Rabbi Daniel Landes, Direktur the Pardes Institute of Jewish studies di Jerusalem dalam konferensi religi di Jimbaran, Bali.Konferensi religi dengan tema ”Toleransi antara agama: Sebuah rahmat bagi semua ciptaan”, dan menekankan kebenaran terjadinya “Holocaust” di hadiri oleh Gusdur, Sinta Nuriyah Wahid, Syafi’i Ma’arif, Sri Ravisankar (tokoh Hindu India), Frans Magnis Suseno, Tjahjadi Nugraha, Yoichi Kawada, KH. Yusuf Chudlori, dan Rabi Daniel Landes (tokoh dari Israel). Dalam SMS yang berisikan empat pernyataan sikap, Ferry Nur dengan tegas “mengecam keras kehadiran Direktur Institut Ilmu Yahudi di Jerusalem, Rabbi Daniel Landes dalam konferensi “Holocaust” di Jimbaran Bali yang di buka acaranya: Selasa,12/7/07”.Pada point kedua pernyataannya, Ferry Nur “mendesak pemerintah RI untuk mengusut mereka yang meloloskan penyusup dari Israel tersebut ke Indonesia, karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.Point ketiga, “Mengingatkan kepada pemerintah RI untuk tetap konsisten (sesuai pernyataan dengan perbuatan) mendukung kemerdekaan bangsa Palestina” .Terakhir, yaitu point keempat, “Menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk waspada dan berhati-hati terhadap virus zionis yang telah masuk wilayah RI. (fn/KISPA)
Di bawah ini adalah petikan wawancaranya yang dikutip di Radio Nederland Wereldomroep [RNW] dalam situsnya yang telah diedit oleh redaksi hidayatullah.com.Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Sebenarnya apa inti konferensi ini?
Gus Dur [GD]: "Ya, seminar hubungan antar agama. Jadi kita selesai seminar, tadi pagi, saya bilang kepada salah seorang penyelenggara seminar, Colin Tail, orang Amerika, bahwa kita harus bikin pernyataan membela Holocaust.Hubungan saya baik dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, tapi itu tidak berarti bahwa kita selamanya harus sepandangan. Pandangan tentang itu jauh berbeda dengan dia. Saya membela dia satu soal, berbeda dari dia soal lain. Itulah kenyataannya.
RNW: Maksudnya apa membela holocaust? Ini bagaimana Gus Dur?
GD: Lho iya, bahwa Holocaust itu ada. Kan Ahmadinejad mengatakan tidak
RNW: Kalau dia mengatakan tidak kan ada alasannya yaitu anti Israel?
GD: Iya, tapi nyatanya, buktinya yang ada adalah Holocaust itu ada. Saya pernah ke musium holocaust di Tel Aviv, lihat ratusan ribu sepatu. Itu kan menunjukkan bahwa dulu sepatu itu kan dipakai orang.
RNW: Tapi apa perlunya Gus Dur mengadakan seminar semacam itu?
GD: Seminarnya tentang masalah lain, hubungan antar agama. Itu kan tambahan aja sebetulnya.
RNW: Kalau begitu apa perlunya membubuhkan tambahan semacam itu Gus Dur?
GD: Ya, untuk membela kebenaran.
RNW: Tapi pihak lain bisa mengatakan itu provokasi?
GD: Ya biar aja. Masa kita mau berbuat, mikir soal orang lain melulu.
RNW: Ini juga baru pertama kali kalau tidak salah, ada begitu banyak rabi Yahudi yang datang ke Indonesia?
GD: Lha iya, kenapa Indonesia, kita hubungan dengan RRc dan Uni Soviet, yang ada atheismenya. Masak dengan Israel enggak boleh yang percaya Tuhan?
RNW: Bukan enggak bolehnya, tapi Israel itu kan menduduki wilayah Palestina. Kita kan solider dengan Palestina Gus Dur?
GD: Ah, anda percaya pada propaganda orang Palestina.
RNW: Kalau pendudukan wilayah Palestina itu kan bukan propaganda, itu kan kenyataan Gus Dur?
GD: Pendudukan Israel itu di mana ada pendudukan? Saya tanya. Ramallah dan lainnya tetap mereka di situ. Daerah-daerah suci tetap. Saya mau tanya pendudukan yang mana. Anda aja yang percaya, sendirian itu. Diomongin bohong-bohong kok mau aja."
RNW: Eropa aja solider dengan Palestina Gus Dur?
GD: Iya, kalau bisa solider. Kadang-kadang enggak bisa juga disolideri. Saya enggak bisa punya solideritas dengan orang Palestina, sebab ngotot dia.[rnw/hidayatullah.com]
Ferry Nur : Kecam Kehadiran Delegasi Israel dalam Konfeensi "Holocaust" di Jimbaran BaliRabu sore, 13/7/07, Ferry Nur, Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) mengirimkan pernyataan sikapnya via SMS kepada beberapa media dan tokoh umat tentang kedatangan tokoh dari Israel, Rabbi Daniel Landes, Direktur the Pardes Institute of Jewish studies di Jerusalem dalam konferensi religi di Jimbaran, Bali.Konferensi religi dengan tema ”Toleransi antara agama: Sebuah rahmat bagi semua ciptaan”, dan menekankan kebenaran terjadinya “Holocaust” di hadiri oleh Gusdur, Sinta Nuriyah Wahid, Syafi’i Ma’arif, Sri Ravisankar (tokoh Hindu India), Frans Magnis Suseno, Tjahjadi Nugraha, Yoichi Kawada, KH. Yusuf Chudlori, dan Rabi Daniel Landes (tokoh dari Israel). Dalam SMS yang berisikan empat pernyataan sikap, Ferry Nur dengan tegas “mengecam keras kehadiran Direktur Institut Ilmu Yahudi di Jerusalem, Rabbi Daniel Landes dalam konferensi “Holocaust” di Jimbaran Bali yang di buka acaranya: Selasa,12/7/07”.Pada point kedua pernyataannya, Ferry Nur “mendesak pemerintah RI untuk mengusut mereka yang meloloskan penyusup dari Israel tersebut ke Indonesia, karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.Point ketiga, “Mengingatkan kepada pemerintah RI untuk tetap konsisten (sesuai pernyataan dengan perbuatan) mendukung kemerdekaan bangsa Palestina” .Terakhir, yaitu point keempat, “Menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk waspada dan berhati-hati terhadap virus zionis yang telah masuk wilayah RI. (fn/KISPA)
Comments